Poem About Moeslem Women…

What do you see,
When you look at me..?
Do you see someone limited,
Or someone free..?
<=><=><=><=><=><=><=><=>
All some people can do is just look and stare,
Simply because they can’t see my hair..
<=><=><=><=><=><=><=><=>
Others think I am controlled and uneducated,
They think that I am limited and un-liberated..
<=><=><=><=><=><=><=><=>
They are so thankful that they are not me,
Because they would like to remain ‘free’..
<=><=><=><=><=><=><=><=>
Well free isn’t exactly the word I would’ve used,
Describing women who are cheated on and abused..
<=><=><=><=><=><=><=><=>
They think that I do not have opinions or voice,
They think that being hooded isn’t my choice..
<=><=><=><=><=><=><=><=>
They think that the hood makes me look caged,
That my husband or dad are totally outraged..
<=><=><=><=><=><=><=><=>
All they can do is look at me in fear,
And in my eye there is a tear..
<=><=><=><=><=><=><=><=>
Not because I have been stared at or made fun of,
But because people are ignoring the one up above…
<=><=><=><=><=><=><=><=>
On the day of judgment they will be the fools,
Because they were too ashamed to play by their own rules…
<=><=><=><=><=><=><=><=>
Maybe the guys won’t think I am a cutie,
But at least I am filled with more inner beauty…
<=><=><=><=><=><=><=><=>
See I have declined from being a guy’s toy,
Because I won’t let myself be controlled by a boy…
<=><=><=><=><=><=><=><=>
Real men are able to appreciate my mind,
And aren’t busy looking at my behind…
<=><=><=><=><=><=><=><=>
Hooded girls are the ones really helping the Muslim cause,
The role that we play definitely deserves applause…
<=><=><=><=><=><=><=><=>
I will be recognized because I am smart and bright,
And because some people are inspired by my sight…
<=><=><=><=><=><=><=><=>
The smart ones are attracted by my tranquillity,
In the back of their mind they wish they were me…
<=><=><=><=><=><=><=><=>
We have the strength to do what we think is right,
Even if it means putting up a life long fight…
<=><=><=><=><=><=><=><=>
You see we are not controlled by a mini skirt and tight shirt,
We are given only respect, and never treated like dirt…
<=><=><=><=><=><=><=><=>
So you see, we are the ones that are free and liberated,
We are not the ones that are sexually terrorized and violated…
<=><=><=><=><=><=><=><=>
We are the ones that are free and pure,
We’re free of STD’s that have no cure…
<=><=><=><=><=><=><=><=>
So when people ask you how you feel about the hood,
Just sum it up by saying ‘baby its all good…
<=><=><=><=><=><=><=><=>
ALLAH knows best…
Advertisement

Suamiku, Engkau adalah Surgaku dan Nerakaku…

Duhai para istri yang mendamba Surga…
Engkau telah memiliki jalan yang mudah untuk meraihnya
Jika saja engkau muliakan suamimu dan memenuhi hak-haknya atasmu
Tapi engkau pun bisa memilih jalan lain
Ketika engkau lalaikan dirimu dari ridhanya
Maka bersiaplah menuai sengsara di Neraka

Risalah ini adalah motivasi untukku dan untukmu wahai saudariku, baik yang telah menikah, yang belum menikah, dan yang akan menikah. Suami adalah Surga dan Neraka bagi para istri. Melalui perantara suamilah para istri akan mendapatkan ‘hadiah’nya di akhirat kelak. Apakah keridhaan ataukah murka dari Rabbul ‘Alamin yang akan kita dapat…? Semua itu bermula dari bagaimana sikap kita terhadap suami. Maka perhatikanlah dengan seksama.

Suami adalah pemimpin dalam rumah tangga, suami ibarat raja dalam sebuah negara. Istri adalah wakil suami yang harus setia, istri adalah pelaksana semua hal yang diamanatkan padanya. Maka jagalah hal ini dengan sebaik-baiknya.

Wahai saudariku, ketahuilah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengisyaratkan dalam sabdanya:

“Sesungguhnya, jika sekiranya aku memerintahkan seseorang untuk sujud kepada selain Allah, maka aku akan memerintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya. Maka demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya! Seorang istri tidaklah menunaikan hak Rabb-nya sehingga dia menunaikan hak suaminya.”[1]

Aduhai, alangkah besarnya hak suami terhadap istri-istrinya. Perhatikanlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang amat agung di atas. Jika manusia dibolehkan sujud kepada manusia, maka yang paling berhak untuk itu adalah suami…

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun hingga bersumpah: Maka demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya! Seorang istri tidaklah menunaikan hak Rabb-nya sehingga dia menunaikan hak suaminya.

Tidaklah dikatakan seorang istri itu memenuhi hak Rabb-nya hingga dia memenuhi hak suaminya. Allahu Akbar…!

Banyak istri dan wanita yang telah lupa dengan pesan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada bibinya Hushain bin Mihshan ketika beliau bertanya tentang sikapnya terhadap suaminya:

“Perhatikanlah olehmu, dimanakah engkau dari (memenuhi hak)nya, karena sesungguhnya dia (suamimu itu) adalah surgamu dan nerakamu.”[2]

Maka, suami itu adalah jalan para istri untuk meraih kenikmatan Surga atau menjadi sebab bagi para istri tenggelam dalam api Neraka. Manakah yang hendak engkau pilih wahai para istri…? Surgakah atau Nerakakah…?

Tahukah engkau, bahwa sedikit sekali kaum wanita yang akan menjadi penghuni Surga? Demikian khabar yang disampaikan oleh al-Mudzakir Muhammad bin ‘Abdullah ‘alaihish sholatu wa sallam dalam sabdanya:

“Sesungguhnya penghuni Surga yang paling sedikit adalah perempuan.”[3]

Bagaimanakah terjadi demikian?

Ketahuilah saudariku, para wanita yang menolak kenikmatan Surga adalah mereka yang durhaka kepada suaminya, kufur nikmat atas pemberian suaminya, dan lisan mereka banyak digunakan untuk melaknat.[4] Wal’iyyadzubillah…

Tidakkah terbetik dalam hatimu untuk menjadi kesayangan bagi suamimu? Untuk menjadi bidadari baginya di dunia dan akhirat? Dan dengannya engkau akan memperoleh ridha dari Rabb-mu yang amat berlimpah…

Habibullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menggambarkan sosok istri yang baik bagi seorang suami[5]. Dan bagaimanakah seorang suami akan menolak istri yang seperti ini, sungguh suatu perkara yang mustahil…

Dari Abu Hurairah, dia berkata: “Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Siapakah istri yang baik itu?’

Maka beliau menjawab: ‘Yang menyenangkan apabila dia dipandang dan menta’atinya apabila dia memerintahkannya, dan dia tidak pernah menyalahi suaminya pada dirinya dan hartanya yang suaminya tidak menyukainya.’”[6]

Tahukah engkau siapa istri yang baik itu…?

Yang telah disabdakan oleh Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau ditanya…

Istri yang baik adalah…

Yang apabila suami melihat dan memandang kepadanya…

Pasti akan menyenangkan suaminya…

Pasti akan menyejukkan pandangan mata suaminya…

Dan dirinya selalu berhias…

Wajahnya selalu berseri dan menenangkan hati…

Penampilan dan pakaiannya selalu menarik…

Dan pada semuanya…

Demi menunaikan hak suaminya…

Sehingga sang suami akan mengatakan, istriku sangatlah menarik…

Akan tetapi, bagaimana dengan istri yang tidak baik…

Istri yang tidak baik itu adalah…

Istri yang tidak menyenangkan apabila dipandang…

Wajahnya selalu cemberut dan merengut ketika bertemu dengan suaminya…

Dirinya selalu menyusahkan hati dan fikiran suaminya…

Pada penampilan dan pakaiannya selalu kusut dan tidak menarik…

Sikap dan tutur katanya keras dan kasar…

Sehingga ketika suami berada bersamanya, maka dia seolah berada dalam Neraka…

Suamiku, engkau adalah Surgaku dan Nerakaku. Maka apa lagi yang akan kuutamakan sebagai seorang istri selain memenuhi hak-hakmu atas diriku. Akan kujadikan engkau senantiasa ridha padaku. Akan kujaga amanat yang telah engkau embankan di pundakku. Dan tidaklah aku akan membantah perintahmu selain perintah untuk bermaksiat kepada Allah…

***

Demikianlah risalah sederhana ini tersusun dengan mengharap wajah-Nya. Semoga shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, dan para pengikutnya hingga yaumil akhir kelak.

Semoga Allah senantiasa melapangkan qulub-qulub yang sempit oleh syahwat dan syubhat kepada jalan kebenaran yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Shahabatnya ridwanullahu ‘alaihim ajma’in berada di atasnya.

Wallahu Ta’ala a’lam bish showab.

___________

Catatan kaki:

[1] Hadits shahih lighairihi. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (no. 1853), Ahmad (IV/381), Ibnu Hibban (no. 1290 – Mawaarid –).

[2] Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Ahmad (IV/341) dan al-Hakim (II/189).

[3] Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Ahmad (IV/427, 436 dan 443) dan Muslim (no. 2738).

[4] Al-Masaail (IX/159) oleh Abu Unaisah Abdul Hakim bin Amir Abdat, terbitan Darus Sunnah.

[5] Lihat Pernikahan dan Hadiah Untuk Pengantin karya Abu Unaisah Abdul Hakim bin Amir Abdat, terbitan Maktabah Mu’awiyah bin Abi Sufyan.

[6] Hadits shahih lighairihi. Diriwayatkan oleh Ahmad (II/251, 432 dan 438), an-Nasa’i (no. 3231 dan ini lafadznya) dan al-Hakim (II/161-162).

 

oleh: Fsi Al-Kautsar Unj

Semoga bermanfaat untukmu,dan untukku..

 

Semut, Laba-Laba, dan Lebah

Semut, Laba-Laba, dan Lebah
October 28, 2009
Armein Z. R. Langi

Dalam menghadapi dunia, anda itu semut, laba-laba, atau lebah?
Menurut Sir Francis Bacon, orang itu bisa bersikap seperti semut, laba-laba, atau lebah.
Maksudnya apa?

Semut itu terus bergerak, bekerja keras setiap hari mengambil apa saja yang ada. Hidup itu mengalir seperti sungai. Menghadapi dunia secara aktif tapi apa-adanya. Tidak ada stres nya. Pokoknya apa yang ada didepannya, apa yang diberikan oleh hidup, diambilnya, dan dibawa ke sarangnya untuk dinikmati. Mau gula, mau bangkai, ia gotong bawa pulang.

Kalau laba-laba itu terbalik. Dia banyak diam, mikir. Dia membangun dunia dari dalam dirinya. Rumahnya, penghidupannya, semua dari dalam dirinya. Ia mengeluarkan sarang laba-laba dari kelenjar dalam tubuhnya. Sarangnya rumit dan detail. Serumit jalan pikirannya. Kemudian ia pasif, diam, menunggu.
Sekali-kali ada makhluk lain yang tersesat, masuk ke dalam jaringannya. Baru perlahan-lahan ia mendekati makhluk malang itu, kemudian menyantapnya. Ia memprosesnya, mencernanya. Untuk kemudian dijadikan, antara lain, kelenjar membangun sarangnya. Kemudian diam lagi, merenung, menunggu. Kalau tidak ada yang nyasar ke dalam kehidupannya, maka matilah laba-laba dengan merana. Nothing happens in its life, unless there is an accident.

Yang mengambil jalan tengah adalah lebah. Ia aktif seperti semut. Ke sana ke mari. Tapi ia selektif. Ia mencari bunga yang indah. Kembang yang cantik. Madu yang harum. Kalau ketemu, ia mengitarinya dengan senang, dan mengambil tetesan madu.
Lebah itu mencari kembang cantik dalam kehidupan, dan mendapatkan tetesan madu sebagai oleh-olehnya.
Tidak lupa sebelum pulang ke sarang, lebah membantu sang bunga untuk mendapatkan kekasih hati mereka, jodoh mereka, melalui penyerbukan.
Kemudian lebah membawa tetesan madu itu ke sarangnya. Memprosesnya. Baik untuk keperluanya maupun untuk keperluan komunitas lebah. Bahkan kitapun bisa menikmati berlimpah madu yang nikmat.
Lebah itu mengambil apa yang diberikan kehidupan, memprosesnya, kemudian mengembalikannya sebagai persembahan bagi kehidupan orang lain, makhluk lain.
Jadi, anda bisa pilih. Mungkin bisa jadi resolusi di tahun yang baru ini.
Mau hidup sibuk seperti semut, hidup cuek seperti laba-laba, atau hidup indah berbuahkan madu seperti lebah?

 

 

 

 

 

Semut, Laba-Laba dan Lebah

23 Juni 2010,
Prof. H.M. Quraish Shihab

Tiga binatang kecil menjadi nama dari tiga surah di dalam Al-Quran, yaitu Al-Naml (semut), Al-’Ankabut ( laba-laba), dan Al-Nahl (lebah).

Semut menghimpun makanan sedikit demi sedikit tanpa henti-hentinya. Konon, binatang kecil ini dapat menghimpun makanan untuk bertahun-tahun sedangkan usianya tidak lebih dari satu tahun. Kelobaannya sedemikian besar sehingga ia berusaha – dan seringkali berhasil – memikul sesuatu yang lebih besar dari badannya, meskipun sesuatu tersebut tidak berguna baginya.

Dalam surah Al-Naml antara lain diuraikan sikap Fir’aun, juga Nabi Sulaiman yang memiliki kekuasaan yang tidak dimiliki oleh seorang manusia pun sebelum dan sesudahnya. Ada juga kisah raja wanita yang berusaha menyogok Nabi Sulaiman demi mempertahankan kekuasaan yang dimilikinya.

Lain lagi uraian Al-Quran tentang laba-laba: Sarangnya adalah tempat yang paling rapuh (QS 29: 41), ia bukan tempat yang aman, apa pun yang berlindung di sana atau disergapnya akan binasa. Jangankan serangga yang tidak sejenis, jantannya pun setelah selesai berhubungan seks disergapnya untuk dimusnahkan oleh betinanya. Telur-telurnya yang menetas saling berdesakan hingga dapat saling memusnahkan. Demikianlah kata sebagian ahli. Sebuah gambaran yang sangat mengerikan dari sejenis binatang.

Akan halnya lebah, memiliki insting yang – dalam Al-Quran – “atas perintah Tuhan ia memilih gunung dan pohon-pohon sebagai tempat tinggal” (QS 16: 68), dan sarangnya dibuat berbentuk segi enam bukannya lima atau empat agar tidak terjadi pemborosan dalam lokasi. Yang dimakannya adalah kembang-kembang dan tidak seperti semut yang menumpuk-numpuk makanannya, lebah mengolah makanannya dan hasil olahannya adalah lilin dan madu yang sangat bermanfaat bagi manusia. Lilin digunakan untuk penerang dan madu – kata Al-Quran – dapat menjadi obat yang menyembuhkan. Lebah sangat disiplin, mengenal pembagian kerja, dan segala yang tidak berguna disingkirkan dari sarangnya. Lebah tidak mengganggu kecuali yang mengganggunya, bahkan sengatannya pun dapat menjadi obat.

Sikap hidup manusia seringkali dibandingkan dengan berbagai jenis binatang. Jelas ada manusia yang “berbudaya semut”, yaitu menghimpun dan menumpuk ilmu (tanpa mengolahnya) dan materi (tanpa disesuaikan dengan kebutuhannya). Budaya semut adalah “budaya menumpuk” yang disuburkan oleh “budaya mumpung”. Tidak sedikit problem masyarakat bersumber dari budaya tersebut. pemborosan adalah anak kandung budaya ini yang mengundang hadirnya benda-benda baru yang tidak dibutuhkan dan tersingkirnya benda-benda lama yang masih cukup indah untuk dipandang dan bermanfaat untuk digunakan. Dapat dipastikan bahwa dalam masyarakatkita, banyak sekali semut yang berkeliaran.

Entah berapa banyak jumlah laba-laba yang ada di sekitar kita, yaitu mereka yang tidak lagi butuh berpikir apa, di mana, dan kapan ia makan, tetapi yang mereka pikirkan adalah “siapa yang akan mereka jadikan mangsa.”

Nabi Saw mengibaratkan seorang Mukmin sebagai lebah, sesuatu tidak merusak dan tidak pula menyakitkan: “tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya.

Dapatkah kita menjadi ibarat lebah, bukan semut apalagi laba-laba?

Sumber: Lentera Hati

Mencari Kasih Sayang Seorang Suami (2)

Mencari Kasih Sayang Seorang Suami (2)

by admin Keluarga Sakinah

Oleh: Asy Syaikh Salim Al ‘Ajmy hafizhahullah

 

Sungguh berkhidmatnya seorang laki-laki kepada keluarganya, kepada istri dan anak-anaknya, dan upayanya memenuhi keperluan mereka termasuk hal yang akan menguatkan hubungannya dengan mereka. Dan akan membuatnya nampak berwibawa dan berkepribadian tangguh di mata mereka.

 

Hammad bin Zaid berkata: Ayyub As Sikhtiyaaniy berkata padaku: teruslah berdagang di pasar, karena sungguh seorang laki-laki itu akan senantiasa nampak terhormat di mata saudara-saudaranya selama keluarganya tidak membutuhkan orang selainnya.

 

Umar bin Khoththob rodhiyallaahu’anhu berkata: aku kagum dengan seorang laki-laki yang nampak seperti seorang anak kecil di antara anggota keluarganya. Namun ketika ia dibutuhkan, ia menjadi seorang laki-laki dewasa.

 

Sufyan berkata: aku mendengar Abu Sinan berkata: sudah seharian ini aku telah memerah domba dan mengambil satu wadah air untuk memberi minum keluarga. Dan Abu Sinan pernah berkata: sebaik-baik kalian adalah yang paling bermanfaat untuk keluarganya.

 

Kemudian, sesungguhnya sikap seorang laki-laki yang memenuhi tanggungjawabnya akan membuat sikap tersebut juga tertanam pada diri anak-anaknya. Ketika anak-anak melihat ayah mereka menjalankan tanggungjawabnya, maka mereka akan mewarisi sifat terpuji itu.

 

Betapa banyak orang yang datang mengeluhkan anak-anaknya dan sikap acuh-tak-acuh mereka terhadap dirinya serta ketidakpedulian mereka terhadap kondisi keluarga. Kalau saja lembaran-lembaran kehidupan itu dibalik ke masa lalu, niscaya engkau akan melihat orang ini telah menghabiskan tiga perempat umur hidupnya dengan melarikan diri dari rumah. Dan seperempat sisanya ia habiskan untuk tidur atau melibatkan diri dalam pertengkaran dengan istri.

 

Maka bagaimana dia hendak memetik buah yang manis padahal yang ia tanam adalah jenis buah yang pahit.

Sebagaimana anggur tidak akan dapat dipetik dari duri, orang-orang yang tidak baik pun tidak akan menurunkan keturunan-keturunan yang sholeh.

 

Anak-anak haruslah merasakan keberadaan ayah. Dan ketahuilah bahwa masalah ini adalah soal hutang dan pinjaman. Maka barangsiapa yang menelantarkan, ia akan ditelantarkan. Dan barangsiapa yang tidak pernah menanamkan kewibawaan dirinya di hati orang, maka ia tidak akan pernah memiliki wibawa. Kalau saja tidak pernah ada para lelaki yang menahan diri di rumah untuk mendidik putra-putra mereka, mereka tidak akan pernah menghasilkan pria-pria yang dapat dibanggakan.

 

Sungguh sekian keluarga begitu gaduh dengan berbagai problema. Suara rintihan dan raungan meninggi dan hal itu tidaklah muncul kecuali dengan sebab hilangnya tanggungjawab dari para lelaki.

 

Bukankah suatu hal yang tercela, engkau mendapatkan seorang laki-laki yang dinikahkan dengan seorang anak perempuan yang telah dididik sedemikian rupa agar ia terhindar dari tempat-tempat mencurigakan, dan agar laki-laki ini bisa bersikap sayang kepadanya sehingga anak perempuan itu pun dapat bersandar kepada suaminya, akan tetapi kemudian laki-laki tersebut menelantarkan istrinya seperti sepotong kain usang di pojok ruangan yang tak terhiraukan.

 

Bukankah merupakan suatu hal yang dituntut dalam agama dan akal sehat, bahwa seharusnya laki-laki itu memperlakukan perempuan tersebut dengan cara yang sama dengan yang ia kehendaki dari seorang pria asing yang menjadi suami putrinya?

 

Bagaimana bisa seorang laki-laki -yang menghormati dirinya sendiri- bisa membiarkan istrinya keluar masuk seolah-olah ia adalah seorang suruhan yang bisa diperintah macam-macam, dan ia sampai mengerjakan pekerjaan-pekerjaan berat serta ikut masuk komunitas-komunitas pria, atau bahkan ia sampai membelikan pakaian dalam untuknya.

 

Lalu apa perannya dalam hidup ini?

 

Apakah ia cacat dan harus duduk di kursi roda…, lumpuh.., sakit?

 

“Betapa banyak keburukan yang tak ada penghalang bagiku

Untuk melakukannya kecuali rasa malu.”

“Kalaulah seorang pemuda dikaruniai wajah yang buruk rupanya

Maka perbuatan apapun akan dikerjakan terserah dirinya.”

 

Dan sesungguhnya salah satu akibat ketidakpedulian ini adalah sikap sebagian orang yang membuat istri mereka terdorong melakukan kesalahan. Karena ia hidup bersama istrinya sebagai seorang teman, bukan sebagai seorang suami. Ia tidak punya peran sama sekali bahkan untuk membiayai kebutuhan rumah tangga sekalipun.

 

Di sini, kalau iman di hati lemah, hal itu akan menyebabkan kehancuran. Karena kalau pribadi-pribadi ini sudah sejajar, akan muncullah sikap membanding-bandingkan dan menggeliatlah fitnah. Seorang wanita cerdas berkata: tidak ada seorang wanita pun yang lalai menjaga kehormatannya, melainkan itu disebabkan oleh dosa seorang pria yang telah melalaikan kewajibannya”.

 

Seorang laki-laki yang tidak mau duduk bersama istrinya, tidak memberinya kasih sayang.

 

Seorang laki-laki yang kehadirannya tidak dirasakan oleh istrinya sebagai laki-laki yang bisa dijadikan tempat bersandar.

 

Bahkan sang istri lebih baik dari sang suami dalam mengurus rumah tangga dan keluarga. Bukankah itu dapat menyebabkan hancurnya keluarga dan terjadinya penyimpangan, kecuali mereka yang dijaga oleh Allah?

 

Dan tidaklah penyimpangan yang kalian lihat kecuali disebabkan oleh seorang laki-laki yang begadang sampai pagi untuk bersenang-senang dan berhura-hura. Sedangkan anak dan istri tidak ada yang menjaga dan mengawasi. Maka terjadilah peristiwa-peristiwa mengerikan itu. Maka hendaknya setiap pria bertakwa kepada Allah jangan sampai menempatkan istri dan anggota keluarganya ke negeri kehancuran.

 

Klub-klub, tempat-tempat kongkow, lokasi-lokasi cuci mata, apa isinya? Tidak ada faidah yang didapat berupa kisah berharga, tidak juga majlis yang nyaman. Justru hanya membuang-buang waktu hingga sampai keesokan hari untuk disia-siakan begitu saja sebagaimana waktu hari ini dan kemarin juga disia-siakan. Bagaimana lagi kalau majelis itu isinya adalah kegembiraan atas bencana yang menimpa orang-orang muslim sendiri, atau gosip tentang aib yang sudah Allah tutup atas mereka?

 

Keluarga kita telah menahan diri mereka di rumah demi mendidik kita, hingga kita tumbuh dan mampu memikul tanggungjawab untuk diri sendiri dan orang-orang yang telah Allah jadikan berada di bawah tanggungan kita. Maka kalau kita menginginkan keadilan, inshof dan kenyataan yang tak terbantahkan, maka kita harus menahan diri kita di rumah untuk beberapa waktu demi melahirkan generasi yang mampu menghadapi hidup dan segala hal tak terduga yang sedemikian dahysat di dalamnya pada saat meraungi berbagai peristiwa yang menyakitkan nanti.

 

Ini hanya soal kebiasaan. Sebagaimana yang dikatakan:

“Kusabarkan hari demi hari hingga berlalu

Dan terus kucoba bersabar atas waktu yang terus melaju.”

“Diri itu tergantung bagaimana orang memperlakukannya

Kalau dituruti ia akan terus berkeinginan, kalau tidak maka ia kan berusaha lupa.”

 

Sumber : Majalah Akhwat Vol.1/1431/2010 www.akhwat.or.id



Sembunyikan Amalanmu…

Ketahuilah setan akan senantiasa menggoda manusia untuk merusak amal shalihnya. Dengan demikian, seorang mukmin akan senantiasa berjihad dengan musuhnya, iblis sampai dia menemui Rabb-nya di atas keimanan kepada-Nya dan keikhlasan di setiap amal yang dikerjakannya. Di antara faktor yang dapat mendorong seorang untuk berlaku ikhlas adalah sebagai berikut,

  • Berdo’a

Hidayah berada di tangan Allah dan hati para hamba berada di antara dua jari Allah, Dia membolak-balikkannya sesuai kehendak-Nya. Oleh karena itu, mohonlah perlindungan kepada-Nya, Zat yang ditangan-Nya-lah hidayah berada, tampakkanlah hajat dan kefakiranmu kepada-Nya. mintalah selalu kepada-Nya agar Dia memberikan keikhlasan kepadamu. Do’a yang sering dipanjatkan oleh Umar ibnul Khaththab radhiallahu ‘anhu adalah do’a berikut,

اللهم اجعل عملي كلها صالحا, واجعله لوجهك خالصا, و لا تجعل لأحد فيه شيئا

“Ya Allah, jadikanlah seluruh amalku sebagai amal yang shalih, Ikhlas karena mengharap Wajah-Mu, dan janganlah jadikan di dalam amalku bagian untuk siapapun.”

  • Menyembunyikan Amal

Amal yang tersembunyi -dengan syarat memang amal tersebut patut disembunyikan-, lebih layak diterima di sisi-Nya dan hal tersebut merupakan indikasi kuat bahwa amal tersebut dikerjakan dengan ikhlas.

Seorang mukhlis yang jujur senang menyembunyikan berbagai kebaikannya sebagaimana dia suka apabila keburukannya tidak terkuak. Hal ini sebagaimana diutarakan oleh nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ الإِمَامُ الْعَادِلُ ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ رَبِّهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِى الْمَسَاجِدِ ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِى اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّى أَخَافُ اللَّهَ . وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah ta’ala dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan selain naungan-Nya. mereka adalah seorang pemimpin yang adil; seorang pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah; seorang pria yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid; dua orang yang saling mencintai karena Allah, mereka berkumpul dan berpisah di atas kecintaan kepada-Nya; seorang pria yang diajak (berbuat tidak senonoh) oleh seorang wanita yang cantik, namun pria tersebut mengatakan, “Sesungguhnya saya takut kepada Allah”; seorang pria yang bersedekah kemudian dia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu aa yang telah disedekahkan oleh tangan kanannya; seorang pria yang mengingat Allah dalam keadaan sunyi dan air matanya berlinang.” (Muttafaqun ‘alaihi).

Bisyr ibnul Harits mengatakan, “Janganlah engkau beramal untuk diingat. Sembunyikanlah kebaikan sebagaimana engkau menyembunyikan keburukan.

Shalat nafilah yang dikerjakan pada malam hari lebih utama daripada shalat sunnah pada siang hari, demikian pula beristighfar di waktu sahur daripada waktu selainnya, dikarenakan pada saat itu merupakan waktu yang lebih mendukung untuk menyembunyikan dan mengikhlaskan amal.”

  • Melihat Amal Orang Shalih yang Berada di Atasmu

Janganlah anda memperhatikan amalan orang yang sezaman denganmu, yaitu orang berada di bawahmu dalam hal berbuat kebaikan. Perhatikan dan jadikanlah para nabi dan orang shalih terdahulu sebagai panutan anda. Allah ta’ala berfirman,

أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهِ قُلْ لا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ هُوَ إِلا ذِكْرَى لِلْعَالَمِينَ (٩٠)

“Mereka Itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, Maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: “Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran). Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh umat.” (Al An’am: 90).

Bacalah biografi para ulama, ahli ibadah, dan zuhhad (orang yang zuhud), karena hal itu lebih mampu untuk menambah keimanan di dalam hati.

  • Menganggap Remeh Amal

Penyakit yang sering melanda hamba adalah ridha (puas) dengan dirinya. Setiap orang yang memandang dirinya sendiri dengan pandangan ridha, maka hal itu akan membinasakannya. Setiap orang yang ujub akan amal yang telah dikerjakannya, maka keikhlasan sangat sedikit menyertai amalannya, atau bahkan tidak ada sama sekali keikhlasan dalam amalnya, dan bisa jadi amal shalih yang telah dikerjakan tidak bernilai.

Sa’id bin Jubair mengatakan, “Seorang bisa masuk surga berkat dosanya  dan seorang bisa masuk neraka berkat kebaikannya. Maka ada yang bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Sa’id menjawab, “Pria tadi mengerjakan kemaksiatan namun dirinya senantiasa takut akan siksa Allah atas dosa yang telah dikerjakannya, sehingga tatkala bertemu Allah, Dia mengampuninya dikarenakan rasa takutnya kepada Allah. Pria yang lain mengerjakan suatu kebaikan, namun dia senantiasa ujub (bangga) dengan amalnya tersebut, sehingga tatkala bertemu Allah, dia pun dimasukkan ke dalam neraka Allah.”

  • Khawatir Amal Tidak Diterima

Anggaplah remeh setiap amal shalih yang telah anda perbuat. Apabila anda telah mengerjakannya, tanamkanlah rasa takut, khawatir jika amal tersebut tidak diterima. Diantara do’a yang dipanjatkan para salaf adalah,

اللهم إنا نسألك العمل الصالح و حفظه

“Ya Allah kami memohon kepada-Mu amal yang shalih dan senantiasa terpelihara.”

Diantara bentuk keterpeliharaan amal shalih adalah amal tersebut tidak disertai dengan rasa ujub dan bangga dengan amal tersebut, namun justru amal shalih terpelihara dengan adanya rasa takut dalam diri seorang bahwa amal yang telah dikerjakannya tidak serta merta diterima oleh-Nya. Allah ta’ala berfirman,

وَلا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا تَتَّخِذُونَ أَيْمَانَكُمْ دَخَلا بَيْنَكُمْ أَنْ تَكُونَ أُمَّةٌ هِيَ أَرْبَى مِنْ أُمَّةٍ إِنَّمَا يَبْلُوكُمُ اللَّهُ بِهِ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ (٩٢)

“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. dan Sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.” (An Nahl: 92).

Ibnu Katsir mengatakan, [“Mereka menunaikan sedekah, namun hati mereka takut dan khawatir, bahwa amalan mereka tidak diterima di sisi-Nya. mereka takut karena (sadar) mereka tidak menunaikan syarat-syaratnya secara sempurna. Imam Ahmad dan Tirmidzi telah meriwayatkan hadits dari Ummul Mukminin, ‘Aisyah radhiallahu ‘anhu. Dia bertanya kepada rasulullah, “Wahai rasulullah, mengenai ayat,

وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ (٦٠)

“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” (Al Mukminun: 60).

Apakah mereka yang tersebut dalam ayat itu adalah orang-orang yang melakukan tindak pencurian, perzinaan, dan meminum khamr, karena mereka takut kepada Allah (atas kemaksiatan yang telah dikerjakannya)? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Bukan, wahai putri ash Shiddiq. Akan tetapi, mereka adalah orang yang menunaikan shalat, puasa, dan sedekah, namun mereka khawatir apabila amalan tersebut tidak diterima oleh-Nya.” Keikhlasan memerlukan mujadahah (perjuangan) yang dilakukan sebelum, ketika, dan setelah beramal.]

  • Tidak Terpengaruh Perkataan Manusia atas Amalan yang Telah Dikerjakan

Seorang yang diberi taufik oleh Allah ta’ala tidaklah terpengaruh oleh pujian manusia apabila mereka memujinya atas kebaikan yang telah dilakukannya. Apabila dia mengerjakan ketaatan, maka pujian yang dilontarkan oleh manusia hanya akan menambah ketawadhu’an dan rasa takut kepada Allah. Dia yakin bahwa pujian manusia kepada dirinya merupakan fitnah baginya, sehingga dia pun berdo’a kepada Allah ta’ala agar menyelamatkan dirinya dari fitnah tersebut. Dia tahu bahwa hanya Allah semata, yang pujian-Nya bermanfaat dan celaan-Nya semata yang mampu memudharatkan hamba.

Dia menempatkan manusia layaknya penghuni kubur yang tidak mampu memberikan manfaat kepada dirinya dan tidak mampu menolak bahaya dari dirinya. Ibnul Jauzi mengatakan,

أن ترك النظر إلى الخلق و محو الجاه من قلوبهم بالعمل و إخلاص القصد و ستر الحال هو الذي رفع من رفع

[“Meninggalkan perhatian makhluk dan tidak mencari-cari kedudukan di hati mereka dengan beramal shalih, mengikhlaskan niat, dan menyembunyikan amal merupakan faktor yang mampu meninggikan derajat orang yang mulia.”][1]

  • Sadar bahwa Manusia Bukanlah Pemilik Surga dan Neraka

Apabila hamba mengetahui manusia yang menjadi faktor pendorong untuk melakukan riya akan berdiri bersamanya di padang Mahsyar dalam keadaan takut dan telanjang,dia akan mengetahui bahwasanya memalingkan niat ketika beramal kepada mereka tidaklah akan mampu meringankan kesulitan yang dialaminya di padang Mahsyar. Bahkan mereka akan mengalami kesempitan yang sama dengan dirinya.

Apabila anda telah mengetahui hal itu, niscaya anda akan mengetahui bahwamengikhlaskan amal adalah benar adanya, tidak sepatutnya amalan ditujukan kecuali kepada Zat yang memiliki surga dan neraka.

Oleh karena itu, seorang mukmin wajib meyakini bahwa manusia tidaklah memiliki surge sehingga mereka mampu memasukkan anda ke dalamnya. Demikian pula, mereka tidaklah mampu untuk mengeluarkan anda dari neraka apabila anda meminta mereka untuk mengeluarkan anda. Bahkan apabila seluruh umat manusia, dari nabi Adam hingga yang terakhir, berkumpul dan berdiri di belakang anda, mereka tidaklah mampu untuk menggiring anda ke dalam surge meski selangkah. Dengan demikian, mengapa anda mesti riya di hadapan mereka, padahal mereka tidak mampu memberikan apapun kepada anda?

Ibnu Rajab mengatakan,

من صلى وصام وذكر الله يقصد بذلك عرض الدنيا فإنه لا خير له فيه بالكلية لأنه لاتقع في ذلك لصاحبه لما يترتب عليه من الإثم فيه ولا لغيره

“Barangsiapa yang berpuasa, shalat, dan berzikir kepada Allah demi tujuan duniawi, maka amalan itu tidak mendatangkan kebaikan baginya sama sekali. Seluruh amal tersebut tidak bermanfaat bagi pelakunya dikarenakan mengandung dosa (riya), dan (tentunya amalan itu) tidak bermanfaat bagi orang lain.”[2]

Kemudian, anda tidak akan mampu memperoleh keinginan anda dari manusia yang menjadi tujuan riya yang telah anda lakukan, yaitu agar mereka memuji anda. Bahkan mereka akan mencela anda, menyebarkan keburukan anda di tengah-tenah mereka, dan tumbuhlah kebencian di hati mereka kepada anda. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من يراء يراء الله به

“Barangsiapa yang berbuat riya, maka Allah akan menyingkap niat busuknya itu di hadapan manusia” (HR. Muslim).

Demikianlah akibat orang yang riya. Namun, apabila anda mengikhlaskan amal kepada-Nya, niscaya Allah dan makhluk akan mencintaimu. Allah ta’ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا (٩٦)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah[911] akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih saying (kecintaan)” (Maryam: 96).

  • Ingatlah Anda Sendirian di Dalam Kubur

Jiwa akan merasa tenang dengan mengingat perjalanan yang akan dilaluinya di akhirat. Apabila hamba meyakini bahwa dirinya akan dimasukkan ke dalam liang lahat sendiri, tanpa seorang pun menemani, dan tidak ada yang bermanfaat bagi dirinya selain amal shalih, dan dia yakin bahwa seluruh manusia,  tidak akan mampu menghilangkan sedikit pun, azab kubur yang diderita, maka dengan demikian hamba akan menyakini bahwa tidak ada yang mampu menyelematkannya melainkan mengkihlaskan amal kepada Sang Pencipta semata. Ibnul Qayyim mengatakan,

صدق التأهب للقاء الله من أنفع ما للعبد وأبلغه في حصول استقامته فإن من استعد للقاء الله انقطع قلبه عن الدنيا وما فيها ومطالبها

[“Persiapan yang benar untuk bertemu dengan Allah merupakan salah satu faktor yang paling bermanfaat dan paling ampuh bgi hamba untuk merealisasikan keistiqamahan diri. Karena setiap orang yang mengadakan persiapan untuk bertemu dengan-Nya, hatinya akan terputus dari dunia dan segala isinya.”][3]

Diterjemahkan dari Khutuwaat ilas Sa’adah karya Dr. Abdul Muhsin Al Qasim (Imam dan Khatib Masjid Nabawi serta Hakim di Pengadilan Umum).

Buaran Indah, Tangerang, 1 Rajab 1431 H.

Artikel www.muslim.or.id

Cinta Tanpa Syarat…

Dikisahkan, ada sebuah keluarga besar. Kakek dan nenek mereka merupakan pasangan suami istri yang tampak serasi dan selalu harmonis satu sama lain.

Suatu hari, saat berkumpul bersama,
si cucu bertanya kepada mereka berdua, “Kakek nenek, tolong beritahu kepada kami resep akur dan cara kakek dan nenek mempertahan cinta selama ini agar kami yang muda-muda bisa belajar.”

Mendengar pertanyaan itu, sesaat kakek dan nenek beradu pandang sambil saling melempar senyum. Dari tatapan keduanya, terpancar rasa kasih yang mendalam di antara mereka.

“Aha, nenek yang akan bercerita dan menjawab pertanyaan kalian,” kata kakek.

Sambil menerawang ke masa lalu,

Nenek pun memulai kisahnya.

“Ini pengalaman kakek dan nenek yang tak mungkin terlupakan dan rasanya perlu kalian dengar dengan baik.

Suatu hari, kami berdua terlibat obrolan tentang sebuah artikel di majalah yang berjudul ‘bagaimana memperkuat tali pernikahan’.

Di sana dituliskan, masing-masing dari kita diminta mencatat hal-hal yang kurang disukai dari pasangan kita.

Kemudian, dibahas cara untuk mengubahnya agar ikatan tali pernikahan bisa lebih kuat dan bahagia.

Nah, malam itu, kami sepakat berpisah kamar dan mencatat apa saja yang tidak disukai.

Esoknya, selesai sarapan, nenek memulai lebih dulu membacakan daftar dosa kakekmu sepanjang kurang lebih tiga halaman.

Kalau dipikir-pikir, ternyata banyak juga, dan herannya lagi, sebegitu banyak yang tidak disukai, tetapi tetap saja kakek kalian menjadi suami tercinta nenekmu ini,” kata nenek sambil tertawa.

Mata tuanya tampak berkaca-kaca mengenang kembali saat itu.

Lalu nenek melanjutkan, “Nenek membacanya hingga selesai dan kelelahan. Dan, sekarang giliran kakekmu yang melanjutakan bercerita.”

Dengan suara perlahan, si kakek meneruskan.

“Pagi itu, kakek membawa kertas juga, tetapi….kosong.

Kakek tidak mencatat sesuatu pun di kertas itu.

Kakek merasa nenekmu adalah wanita yang kakek cintai apa adanya, kakek tidak ingin mengubahnya sedikit pun.

Nenekmu cantik, baik hati, dan mau menikahi kakekmu ini, itu sudah lebih dari cukup bagi kakek.”

Nenek segera menimpali,

“Nenek sungguh sangat tersentuh oleh pernyataan kakekmu itu sehingga sejak saat itu, tidak ada masalah atau sesuatu apapun yang cukup besar yang dapat menyebabkan kami bertengkar dan mengurangi perasaan cinta kami berdua.”

 

 

 

 

Pembaca yang budiman,

Sering kali di kehidupan ini,
kita lebih banyak menghabiskan waktu dan energi untuk memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan yang menyakitkan.

Padahal, pada saat yang sama kita pun sebenarnya
punya kemampuan untuk bisa menemukan banyak hal indah di sekeliling kita.

Saya yakin dan percaya, kita akan menjadi manusia
yang berbahagia jika kita mampu berbuat, melihat, dan bersyukur atas hal-hal baik di kehidupan ini dan senantiasa mencoba untuk melupakan yang buruk yang pernah terjadi.

Dengan demikian, hidup akan dipenuhi dengan keindahan, pengharapan, dan kedamaian.

Oleh Bapak Andrie Wongso
Cinta Tanpa Syarat
PUSAT MOTIVASI INDONESIA
dikirim oleh : Wahyu kusharyanto

sumber : Catatan Elvi Zuhailina

Arti Seorang Wanita Bagi Pria…

Dia yang diambil dari tulang rusuk. Jika Tuhan memersatukan dua orang yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi.

Dialah penolongmu yang sepadan, bukan lawan yang sepadan. Ketika pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan denganmu untuk melawanmu, tetapi dia akan berada bersamamu untuk berjaga-jaga di belakang saat engkau berada di depan, atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat olehmu, dialah yang akan menutupi kekuranganmu.

Dia ada untuk melengkapi yang tak ada dalam laki-laki: perasaan, emosi, kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan, mengurusi hal-hal yang kadang dianggap sepele.. hingga ketika kau tidak mengerti hal-hal itu, dialah yang akan menyelesaikan bagiannya… sehingga tanpa kau sadari ketika menjalankan sisa hidupmu… kau menjadi lebih kuat karena kehadirannya di sisimu.

Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukkan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan.

Ia tidak butuh argumentasi hebat dari seorang laki-laki… tetapi ia butuh jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk dilindungi.. .. tidak hanya secara fisik tetapi juga emosi. Ia tidak tertarik kepada fakta-fakta yang akurat, bahasa yang teliti dan logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-laki, tetapi yang ia butuhkan adalah perhatiannya. .. kata-kata yang lembut… ungkapan-ungkapan sayang yang sepele…
namun baginya sangat berarti… membuatnya aman di dekatmu….

Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes, sifat laki-laki yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan. Rumput yang lembut tidak mudah tumbang oleh badai dibandingkan dengan pohon yang besar dan rindang… seperti juga di dalam kelembutannya di situlah terletak kekuatan dan ketahanan yang membuatnya bisa bertahan dalam situasi apapun.

Ia lembut bukan untuk diinjak, rumput yang lembut akan dinaungi oleh pohon yang kokoh dan rindang. Jika lelaki berpikir tentang perasaan perempuan, itu sepersekian dari hidupnya…. tetapi jika perempuan berpikir tentang perasaan lelaki, itu akan menyita seluruh hidupnya…

Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki- laki, karena perempuan adalah bagian dari laki-laki… apa yang menjadi bagian dari hidupnya, akan menjadi bagian dari hidupmu. Keluarganya akan menjadi keluarga barumu, keluargamu pun akan menjadi keluarganya juga. Sekalipun ia jauh dari keluarganya, namun ikatan emosi kepada keluarganya tetap ada karena ia lahir dan dibesarkan di sana …. karena mereka, ia menjadi seperti sekarang ini. Perasaannya terhadap keluarganya, akan menjadi bagian dari perasaanmu juga… karena kau dan dia adalah satu…. dia adalah dirimu yang tak ada sebelumnya.

Ketika pertandingan dimulai, pastikan dia ada di bagian lapangan yang sama denganmu.[]

Catatan dari : Muhammad Syukri Ali

*******************************************

Awal dari cinta diturunkan Tuhan kedunia ini adalah kepada ADAM & HAWA. Wanita di ciptakan dari tulang rusuk pria. Bukan dari kepalanya untuk menjadi atasannya, bukan pula dari kakinya untuk dijadikan alasnya..

Melainkan dari sisinya untuk menjadi Teman hidupnya. Dekat pada lengannya untuk dilindungi, dekat di hatinya untuk di cintai…

Menyingkirkan Gangguan dari Jalan (Berbuahkan Syurga)

 

~Menyingkirkan Gangguan dari Jalan~

Menyingkirkan gangguan dari jalan termasuk salah satu cabang keimanan.

Rasulullah Shollallohu alaihi wasallam bersabda:

“Iman memiliki tujuh puluh atau enam puluh  sekian cabang. Yang paling utama adalah laa ilaaha illallaah, sedangkan yang paling rendah adalah menyinkirkan gangguan dari jalan.” {HR. Muslim}

 

Hal ini terhitung sedekah, sebagaimana sabda Nabi Shollallohu alaihi wasallam:

” Setiap persendian harus disedekahi … dan menyingkirkan gangguan dari jalan termasuk sedekah.” {HR. Bukhari (2989) dan Muslim (1009) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu}

 

Ketika seorang lelaki dari kalangan sahabat berkata kepada Rasulullah Shollallohu alaihi wasallam: “Ajarkanlah kepadaku sesuatu yang bermanfaat bagiku.”  Beliau menjawab:

Singkirkanlah gangguan dari jalan manusia.” {HR. Muslim (2618) dari Abu Barzah}

 

Telah disebutkan pahala yang besar bagi yang menyingkirkan gangguan dari jalan kaum Muslimin hingga tidak menyakiti mereka.

Rasulullah Shollallohu alaihi wasallam bersabda:

“Seorang laki-laki melewati sebatang ranting melintangi badan jalan, lalu dia ,berkata: “Demi Allah, aku akan menyinkirkan ranting ini dari kaum Muslimin agar tidak menyakiti mereka.” Oleh karena itulah, Orang itu dimasukan ke dalam Surga.” {HR. Bukhari (2472, 652) dan Muslim (1914) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu}

 

Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda:

“Aku melihat seorang laki-laki di Surga mundar-mandir karena sebuah pohon yang disingkirkan dari badan jalan  yang mengganggu manusia.” {HR. Muslim (1914) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu}

 

Demikian juga tidak diperbolehkan bagi seorang Muslim melemparkan ke tengah jalan apa-apa yang dapat menyakiti dan memberikan mudhorat kepada Muslim lainnya, seperti kulit pisang, pecahan kaca,  kotoran, sampah, duri, dan yang lainnya.

 

Dikutip dari, sumber:

Ensiklopedi Adab Islam Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah [BAB XV HURUF THA’ Pasal  I Adab  Ath Thariiq  (Berkaitan dengan jalan) hal. 157-158]

Penulis: ‘Adul  ‘Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada

Penerjemah: Abu Ihsan  Al-Atsari

Penerbit: Pustaka Imam Asy-Syafi’i. – Jakarta

10 Buhul Cinta

Saat suami istri memulai kehidupan berumah tangga, bahkan beberapa saat sebelum perjanjian kuat ikatan pernikahan diikatkan, mereka telah mulai membayangkan indahnya cinta. Bayangan syahdunya cinta itu akan terus menyertai setiap langkah dan kedekatan mereka. Namun apakah artinya sebuah bayangan cinta bagi sepasang suami istri bila tak kunjung menjadi kenyataan?

 

Anda sebagai suami dan Anda sebagai istri tentunya mendambakan cinta. Agar cinta tak berupa bayangan dan angan-angan semata, agar indah dan teduhnya cinta menjadi kenyataan, agar kepak sayap-sayap cinta semakin kuat membawa Anda terbang, agar cinta itu sendiri terus tumbuh dan berkembang, ada sepuluh buhul cinta yang hendaknya diperhatikan.

1. Katakan cinta saat Anda butuh cinta..

Rasa enggan mengungkapkan cinta bisa menjadi masalah mendasar tandusnya kehidupan berumah tangga. Padahal kita semua tahu bahwa semua kita butuh ungkapan cinta.

Sebagai suami, terkadang tidak memahami bahwa istrinya membawa sifat terpuji, malu..

Di saat yang sama ia sangat senang dengan belaian lembut sebuah kata cinta dari suaminya. Namun, berapa banyak suami yang telah memberikan kata cinta sebagai hal yang menyenangkan istrinya? Padahal dengan satu kata cinta para istri akan semakin tahu kedudukannya di hati suaminya, bahkan ia akan berusaha dengan kesungguhannya untuk mempertahankan kedudukannya tersebut sebagai imbalan kata cinta. Sehingga suami yang pintar ialah yang dapat melambungkan istrinya dengan kata-kata cinta.

 

2. Ungkapkan cinta tak hanya dengan kata-kata..

Cinta tak mengenal jarak, cinta tak mengenal waktu.. Teleponlah istrimu di saat engkau berjauhan, dan katakan sebuah kata cinta kepadanya. Pinanglah ia untuk kedua kalinya. Ingatkan ia dengan pandangan pertama kalian berdua di saat dulu kau meminangnya.

Kelembutan ungkapan cinta Anda tentu akan membuatnya dapat merasakan kekuatanmu, sedangkan kelembutan tingkah Anda akan membuat Anda terlihat sebagai seorang yang terkuat dalam pandangannya.

Seorang istri sedang sibuk buka tutup rak mungil di dapur. Suaminya yang melihatnya bertanya, “Apa yang sedang kau cari? Biarkan aku membantumu mencarinya.” Istrinya berkata, “Tidak, sudahlah, biar aku mendapatkannya sendiri.” Sesaat kemudian istri pun mendapati sesuatu yang dicarinya, lalu ia genggam erat sambil bergumam, “Alhamdulillah.” Suaminya mencoba ingin tahu, istri menyembunyikannya di balik tubuhnya dengan kedua tangannya, dan saat suaminya cukup penasaran, sambil tersenyum ia lalu menunjukkannya dan berkata, “Ini hanya sebungkus STMJ instan kesukaanmu yang aku sangat senang menyeduhnya untukmu, suamiku.” Subhanalloh. .

 

3. Berterima kasih dan pujilah ia..

Yang tidak berterima kasih kepada sesama tentu tak berterima kasih pula kepada Dzat Yang Maha Kaya..

Berterima kasihlah dan pujilah istri Anda dengan sejujur-jujurnya. Bukan pujian berlebihan, sebab kejujuran itu sangat sederhana. Pujilah istri Anda dengan wajah, mata dan kata-kata lembut Anda. Pujilah pakaian serta perhiasannya, parfumnya, kelembutannya serta rasa malunya. Pujilah pekerjaannya, kelelahannya, makanan dan minuman yang ia siapkan untuk Anda dan keluarga. Pujilah ia di saat sendirian, pujilah ia di saat Anda bersama orang lain dan kabarkanlah kepadanya bahwa Anda telah memujinya di hadapan mereka.

Banyak suami yang hanya bisa menanamkan dogma kepada istrinya bahwa pekerjaan rumah adalah tanggung jawabnya dan mematuhinya merupakan kewajibannya. Padahal, hal ini justru membuat istri bermalas-malasan dalam melakukan tanggung jawab dan kewajibannya.

Dan suami yang pintar adalah yang pandai menghargai pekerjaan istrinya..

 

4. Ketahuilah apa yang ia suka..

Mengetahui apa yang disuka oleh pasangan merupakan salah satu buhul cinta. Hal ini akan menunjang keharmonisan rumah tangga.

Tanyalah kepada istri atau suami Anda, apa yang dia suka. Apabila Anda telah mengetahuinya, simpan baik-baik dalam memori Anda. Di saat pasangan tidak sedang mengingat-ingatnya, Anda bisa meletakkan sesuatu yang disukainya di hadapannya. Apa yang Anda lakukan ini benar-benar akan menjadi pengganti atas ungkapan perhatian Anda kepada pasangan Anda.

Jangan lupa untuk mengetahui apa yang tidak disukainya. Lalu jangan biarkan sesuatu yang tak disukainya itu ada di dekatnya. Jauhkanlah semua yang tidak dia suka. Dengan begitu, Anda telah memberikan sesuatu yang menggembirakannya.

 

5. Sempatkan berlomba dengannya..

Sesungguhnya Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wa sallam ketika usia beliau telah mencapai lima puluh tahun, beliau tetap menyempatkan menghibur istrinya dengan berlomba.

Perlombaan yang merupakan canda dan hiburan hati serta penyegar pikiran. Ini dia Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wa sallam, suatu hari beliau berlomba adu kecepatan lari dengan istrinya, ‘Aisyah Rodhiallohuanha,[1] padahal beliau adalah manusia yang paling sibuk. Namun beliau tidak menjadikan kesibukan sebagai alasan untuk menelantarkan istri-istrinya.

Selain itu, manfaat perlombaan seperti ini akan menumbuhkan rasa percaya dari para istri tentang cinta suami kepada mereka. Maka hendaknya diketahui bahwa mengalah kepada istri atas sesuatu dari berbagai kesibukan adalah kata terbaik untuk mengungkapkan rasa cinta kepadanya. Dan Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wa sallam telah memberikan teladan dalam hal ini.

 

6. Sekuntum senyuman..

Senyuman merupakan wujud dari berbagai ungkapan isi hati..

Kebahagiaan, kegembiraan, kesenangan, kedamaian, ketenangan dan berbagai keadaan lainnya. Sebaliknya, apatis, murung, cemberut dan semisalnya adalah bentuk ungkapan hati yang tak baik. Tentunya sangat banyak sebabnya. Tatkala Anda datang kepada istri Anda dengan wajah diam, apatis, murung dan cemberut, berarti Anda telah memberi tugas istri Anda untuk berpikir tentang berbagai hal yang menjadi sebab keadaan Anda. Sehingga istri Anda tidak akan tenang sampai ia mengetahui sebab kemurungan Anda.

Terlebih lagi tatkala istri Anda tidak juga bisa mendapati sebab kemurungan Anda, artinya ia tidak akan pernah tahu siapa Anda saat ini sebenarnya. Sebabnya ialah Anda sendiri yang selalu murung di hadapan istri Anda, yang akhirnya hal sangat buruk yang telah menimpa Anda pun istri tidak mengetahuinya.

Dengan demikian, ketika Anda hendak berkisah tentang kegelisahan serta permasalahan Anda, bisa jadi dan sangat mungkin ia tidak akan memperhatikan Anda sebagaimana yang Anda harapkan. Hal seperti ini akan menjadikan Anda marah, dunia menjadi gelap menurut Anda, lalu Anda mulai berkata, “Beginikah sikap seorang istri yang perhatian terhadap suaminya?” Padahal istri Anda tidak bersalah, sebab ia memang benar-benar tidak mengetahui kondisi hati Anda, kapan Anda bersedih dan kapan Anda senang, karena setiap Anda berjumpa dengan istri Anda, hanya wajah murung dan cemberut yang Anda nampakkan.

Maka tersenyumlah dengan keramahan Anda kepadanya, sehingga ia sempat tahu keadaan Anda dan bisa membantu Anda..

 

7. Kreatif saat istri sakit..

Sakit yang dimaksud di sini ialah saat istri haid, hamil, nifas maupun sakit yang lainnya. Ketika sedang haid terkadang seorang wanita mengalami nyeri dan sakit berlebih yang dikeluhkannya. Bahkan saat wanita akan haid, sekitar sepekan sebelum haid, dan di saat ia sedang haid, ia mengalami goncangan-goncangan psikis, goncangan emosional dan kejiwaan yang cukup membuatnya tidak bisa mengontrol perbuatannya sendiri.

Demikian juga saat istri sedang hamil, bahwa kehamilan menyebabkan kelemahan dan susah payah.[2] Kehamilan menyebabkan ganggguan psikis yang tak kalah menyiksa. Terlebih lagi saat istri sedang melahirkan. Kebanyakan istri akan merasa ringan dari penderitaan kehamilan dan melahirkan ini apabila ia selalu didampingi oleh orang yang dapat menenangkan jiwanya, membantunya, menyenangkannya. Maka sudahkah suami memberikan suasana yang sesuai kepada istri di saat ia sedang mengandung dan melahirkan anaknya?

Kalimat-kalimat cinta dan motivasi apa yang telah suami berikan untuk istrinya di saat-saat sulit seperti ini? Padahal saat ini istri benar-benar butuh ungkapan yang meringankan beban dan membesarkan semangat berjuang. Jadi, di manakah suami harus memposisikan dirinya?

Sesungguhnya istri Anda di saat-saat seperti ini hanya membutuhkan kesungguhan dan keihklasan Anda dalam memahami sisi kejiwaannya. Dengannya ia ingin mengetahui kadar cinta Anda dengan ungkapan rasa cinta dan kasih sayang Anda di saat seperti ini. Berlemah lembutkah Anda kepadanya..

Perhatian Anda yang baik atas apa pun yang Anda harus lakukan saat istri sakit merupakan bekal utama melambungkan cinta. Tak sedikitpun Anda boleh menunjukkan sikap kasar. Tak membolehkan ada kekerasan dan keributan di hadapan istri Anda. Semua Anda hadapi dengan optimis dan penuh suka cita. Sebab duka suami saat istri sakit hanya akan membuat sitri beranggapan bahwa sakitnya hanya membuahkan kebingungan dan susahnya suami. Dan ini sama sekali tidak ada baiknya.

 

8. Khusus bagi para suami..

Mengetahui perkembangan karakter istri seiring bertambahnya usia adalah sangat penting. Sebab setiap tangga usia istri Anda memiliki karakter tersendiri yang dengannya ungkapan cinta pun berbeda-beda.

Menurut para peneliti, wanita di suatu daerah pada usia dua puluhan memiliki karakter selalu ingin dimanja. Jiwanya masih labil dan cenderung kekanak-kanakan. Ia selalu ingin coba-coba hal-hal baru. Bahkan ia ingin mencoba-coba segala sesuatu. Ia gemar keluar jalan-jalan bersama suaminya, dan masih senang menjalin hubungan dengan banyak sahabatnya.

Sedangkan wanita pada usia tiga puluhan ia lebih stabil dan mulai berkurang sikap bersantai-santainya. Baginya yang terpenting adalah bagaimana ia mendapat ketenteraman, baik untuk dirinya, suami maupun anak-anaknya. Ia selalu ingin bisa mendidik anak-anak dengan sebaik-baiknya, bahkan ia akan berusaha semampunya untuk memberikan sesuatu yang terbaik untuk rumah tangga serta anak-anaknya. Waktu-waktunya bisa habis demi kebahagiaan rumah tangga dan anak-anak. Hal ini sesuai dengan karakternya yang telah memasuki usia penuh tanggung jawab. Sehingga ia memahami tanggung jawabnya sebagai seorang istri, seorang ibu rumah tangga dan sebagai ibu bagi anak-anaknya.

Berbeda lagi dengan wanita di usia empat puluhan. Selain ia telah menghabiskan waktu dan kemampuannya untuk kebahagiaan rumah tangga, ia mulai cenderung ingin membantu suami dalam setiap pekerjaannya. Seiring dengan maksud baiknya tersebut, ia merasa ingin selalu dekat dengan suaminya, sehingga ia selalu ingin untuk turut serta bersama suaminya keluar rumah. Hal ini menunjukkan bahwa keinginannya untuk keluar rumah bersama suaminya untuk berjalan-jalan muncul kembali.

Para suami yang memahami karakter istrinya di setiap tangga usianya akan tahu bahwa setiap tangga memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkan cintanya. Maka hal ini perlu dipelajari, lalu direncanakan bagaimana ia bisa memenuhi keinginan-keinginan istrinya.

Pada usia dini pernikahan, kelemahlembutan dan memanjakan istri adalah buhul cintanya. Sedangkan di usia pertengahan, para suami wajib ekstra disiplin dan perhatian yang sungguh-sungguh sampai pada masalah atau hal-hal yang kecil sekalipun. Sebab istri saat ini dalam keseriusan melaksanakan tanggung jawabnya. Dukunglah ia meski dengan sesuatu yang Anda remehkan, sebab bisa jadi sesuatu yang Anda remehkan justru akan melejitkan cintanya.

Berbeda lagi di saat usia telah memasuki empat puluhan, maka perhatian dan kebersamaan Anda sangat ia butuhkan. Di saat ini kebersamaan Anda adalah buhul cinta Anda..

Namun demikian, di daerah tertentu dengan lingkungan yang berbeda pula, kemungkinan karakter seorang wanita akan berbeda lagi meski pada tangga yang sama. Di sinilah pentingnya Anda, para suami, memperhatikan usia dan karakter istri Anda, agar Anda tidak salah dalam mengungkapkan cinta Anda.

 

9. Siapkan kejutan cinta..

Bila setiap hari Anda yang selalu mendapati seluruh sudut rumah bersih, rapi dan segar, maka siapkan bagaimana hari ini istri Anda-lah yang terharu, kaget dan gembira mendapatinya. Bila setiap hari Anda yang selalu mendapati seluruh pakaian telah bersih, licin dan tertata rapi di lemari baju, maka siapkanlah bagaimana istri Anda hari ini yang mendapatinya.

Bila Anda seorang suami yang pintar memasak, masakan Anda buat keluarga di hari ini bisa menjadi kejutan cinta buat istri Anda. Semua ini perlu direncanakan dengan sebaik-baiknya. Apabila memang Anda telah bisa melakukannya, maka setelah istri gembira, kaget dan terharu atas kejutan Anda, jangan lupa untuk membisikkan dengan perlahan di telinga istri Anda sebuah kalimat, “Akulah yang telah merencanakan dan melakukannya untukmu, karena aku mencintaimu..”

 

10. Jadilah pakaian untuknya..

Fungsi pakaian ialah untuk menutupi. Maksud dari buhul cinta tersebut di akhir tulisan ini ialah, jadilah masing-masing Anda sebagai pakaian bagi yang lainnya, yang bisa menutupi apa yang tak disukai. Di saat suami istri tidak bisa saling menutupi, maka mungkin sekali pihak ketiga akan masuk dan bisa saja merusak hubungan suami istri tersebut. Sebab di saat itu berarti mulai lemahlah hubungan perasaan antara keduanya.

Seorang istri atau pun suami tidak akan memaafkan apabila aibnya diketahui oleh orang lain sebab pasangannya yang membukanya. Namun tatkala pesan-pesan yang tersampaikan kepada istri atau kepada suami ialah pesan-pesan isyarat bukti cinta, bahwa Anda telah membela dan menutupi aibnya di hadapan orang lain, maka jadilah isyarat ini sebagai buhul cinta.

Sebab sama saja artinya Anda telah mengatakan kepada istri atau suami Anda, “Aku mencintaimu, maka aku pun melindungimu..”

 

Barokallohu fiikum..

Penulis: Ustadz Abu Ammar Artikel http://www.Salafiyunpad.wordpress.com [

1] HR. Abu Dawud, kitab al-Jihad, no. 2214

[2] QS. Al-ahqoof [46]: 15 dan QS. Luqman [31]: 14

 

Menghidupkan Ibadah di Rumah…

Yang dimaksud ibadah sunah adalah ibadah yang Allah perintahkan, tetapi ibadah tersebut tidak bersifat keharusan. Misalnya shalat Dhuha, syukrul wudhu, dzikir, dan lain-lain. Dengan demikian ibadah ini di bawah derajat wajib. Adapun faidah melaksanakan ibadah sunah adalah akan mendapat pahala -jika dilaksanakan dengan ikhlas- dan apabila tidak dilaksanakan maka tidak berdosa.

 

~Agar Ibadah Sunnah Memberikan Berkah Berlimpah..~

1.Sesuaikan dengan kondisi

Maksudnya kita harus mempelajari kondisi kita pribadi. Kapan kita sibuk, kapan kita semangat ibadah, dan kapan kita punya kesempatan untuk melakukan ibadah sunah. Intinya manajemen waktu dan manfaatkan kesempatan. Misal ba’da subuh terdapat amalan sunah dzikir pagi. Tapi saat itu seorang ibu disibukkan mempersiapkan sarapan keluarganya, mengurus anak-anak yang mau berangkat sekolah dan lainnya. Dengan demikian jam tersebut waktu yang tidak tepat untuk ibadah sunah. Karena jika kita mengejar amalan tersebut maka tugas sebagai  “Ummu” akan berantakan. “Allah tidak membebani seseorang melainkan dia mampu untuk melaksanakannya.”[al Baqarah: 286]

 

2.Istiqamah

Setelah kita bisa melaksanakan sebuah ibadah, maka kita harus bersyukur karena nikmat tersebut dan harus berusaha untuk istiqamah. Karena suatu amalan akan sangat berfaidah jika dilakukan secara rutin walaupun amalan itu kecil. “Sebaik-baik amalan adalah yang istiqamah, meskipun sedikit” Hal ini juga berlaku pada ibadah sunah. Perhatikan wasiat Nabi – shollallohu ‘alaihi wa sallam — kepada Abdullah bin Amr bin Ash, “Wahai Abdullah, jangan seperti si fulan. Dulu dia biasa shalat malam, kemudian dia meninggalkannya.” [muttafaq ‘alaih]

 

3.Laksanakan karena ketaatan

Rasulullah — shollallohu ‘alaihi wa sallam — sering menyebutkan beberapa faidah duniawi karena pelaksanaan suatu ibadah tertentu. Misal tentang shadaqah: ”Tidak ada hari yang manusia hidup pada waktu itu kecuali ada dua malaikat yang turun, kemudian salah satunya berdoa, ‘Ya Allah berilah ganti bagi orang yang berinfak,’ dan yang lain berdoa, ‘Ya Allah berilah kebangkrutan bagi orang yang menahan hartanya untuk berinfak.’” [mutafaq ‘alaih] Mungkin ada yang ber-shadaqah, tetapi sangat mengharapkan hartanya bertambah. Bahkan sebelum shadaqah, dia hitung dengan rumus matematika. Misalnya, dia ingin membeli rumah seharga  Rp 700 juta. Karena Allah berfirman, “Permisalan orang yang berinfak di jalan Allah seperti sebuah biji (yang ditanam). Kemudian menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada 100 biji.”[al Baqarah : 261] Berarti Allah akan melipatgandakan satu rupiah menjadi Rp. 700,-. Sehingga, untuk bisa membeli rumah seharga  700 juta tadi, dia harus ber-shadaqah 700 juta/700= 1 juta. Mengharapkan faidah duniawi boleh-boleh saja, apalagi ada nash yang menerangkannya. Akan tetapi, jika faidah duniawi itu yang mendorong untuk beramal, maka ini adalah sikap salah dan bisa menghapus keikhlasan.

 

>> Apa yang bisa dilakukan Ummu..?

Sebenarnya banyak ibadah sunnah yang bisa dikerjakan seorang ibu, sekalipun banyak anak dan kerjaan. Terlaksananya ibadah sunnah bukan hanya dipengaruhi kelonggaran waktu, tetapi yang lebih utama dipengaruhi niat dan kesungguhan untuk beribadah. Ingatlah kaidah tercapainya suatu tujuan yang disebutkan Rasulullah, “Sesungguhnya semua amal itu tergantung niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang dia niatkan.” [al Bukhari & Muslim]

 

>>Berikut ini beberapa contoh ibadah sunnah yang bisa diatur strategi pelaksanaanya:

1.Shalat malam

Dengan tekat kuat untuk shalat malam, insyaallah akan dimudahkan jalannya. Kalau tidak memungkinkan shalat yang panjang seperti kebiasaan shalat rasulullah, maka shalatlah pendek-pendek saja. Jika shalat yang pendek pun juga tidak memungkinkan karena sangat sempitnya waktu, maka berusahalah untuk tidak meninggalkan shalat Witir. Atau mungkin biasakan shalat Witir setelah shalat Isya’/sebelum tidur sebagaimana wasiat rasulullah kepada Abu Hurairah agar shalat witir sebelum tidur [Riwayat al Bukhari & Muslim].

 

2.Shalat Rawatib

Terkadang, seorang ibu untuk shalat fardhu saja sering tidak bisa tepat awal waktu,  karena anak rewel atau pekerjaan rumah yang menuntut segera diselesaikan. Akan tetapi, bukan berarti sama sekali  tidak bisa melaksanakan ibadah sunnah ini. Jika merasa kesulitan mengerjakan seluruh Rawatib, maka sempatkanlah shalat sunah fajar. Karena Rasulullah pun mengutamakan shalat sunah fajar dan tetap mengerjakannya sekalipun dalam perjalanan Dari Aisyah, “Bahwasannya nabi tidaklah sangat berusaha menjaga shalat sunnah, melebihi kesungguhan beliau untuk menjaga pelaksanaan dua rakaat sebelum subuh.” [Muttafaq ‘alaih] Adapun faidah shalat Rawatib, amalan ini sebagai penambal shalat fardu jika terdapat kekurangan. Selain itu, Allah menjanjikan balasan yang besar bagi orang yang  mengamalkannya. Dari Ummu Habibah -ummul mukminin, “Aku mendengar Rasulullah – shollallohu ‘alaihi wa sallam – bersabda, “Barang siapa shalat dua belas rakaat sehari semalam (shalat Rawatib), akan dibangunkan baginya sebuah rumah di surga.” [Riwayat Muslim]

 

3.Infak/shadaqah

Shadaqah adalah suatu amalan untuk menjalin hubungan kepada Allah dan juga hubungan dengan sesama. Ibadah ini pun bisa dilakukan di rumah atau lingkungan sekitar rumah. Misalnya seorang ibu yang membagi masakannya dengan tetangganya, atau memberi sepotong kue kepada anak tetangga yang main ke rumahnya, dan  sebagainya. Dari Abu Dzar, dia berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Wahai Abu Dzar, apabila engkau memasak masakan yang berkuah, maka perbanyaklah airnya, dan bagikanlah untuk tetanggamu.’”[Riwayat Muslim]

 

4.Doa dan Dzikir

Dzikir adalah amalan yang ringan, tapi sering dilalaikan. Jika tidak sempat secara sempurna, maka amalkanlah semampunya agar tetap memperoleh faidahnya. Alangkah baiknya seorang ibu pun senantiasa membaca al Quran dan menghafalnya,  sehingga rumahnya senantiasa dihiasi oleh bacaan al Quran untuk memperoleh rahmat dari Allah. Lebih indah lagi kalau dia membaca al Quran ketika shalat malam. Kalau yang menjadi kendala sulit berdzikir atau sempitnya kesempatan berdzikir adalah karena segudang pekerjaan rumah, maka hal ini pernah dikeluhkan oleh Fathimah, putri Rasulullah — shollallohu ‘alaihi wa sallam –, maka beliau menghadap ayahandanya untuk meminta seorang hamba sahaya yang bisa membantu meringankan pekerjaannya. dan beliau pun memberikan nasihat hendaknya sebelum tidur membaca: subhanallah (33x), Alhamdulillah (33x), Allahu akbar (33x) dan لا إله إلا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيئ قدير akan meringankan beban pekerjaan rumah. Selain dzikir tersebut, sebelum tidur juga disunnahkan membaca ayat Kursi, surat al Ikhlas, al Falaq, dan an Nas, kemudian ditiupkan ke telapak tangan dan diusapkan ke seluruh tubuh. Ini dilakukan 3 kali dan berfungsi membentengi diri kita dari sihir dan gangguan makhluk halus.

 

5.Wudhu bukan hanya untuk shalat.

Maksudnya, wudhu yang dilakukan bukan karena akan melaksanakan shalat, tetapi sekadar menjaga kesucian dari hadats kecil, dan ini hukumnya sunah. Hal ini didasarkan pada hadits Abu Hurairah, bahwa Rasulullah — shollallohu ‘alaihi wa sallam — bersabda, “Umatku akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan berwajah cerah dan tangan dan kaki cerah sebagai pengaruh dari wudhu.” Kata Abu Hurairah, “Barang siapa mau memperlama cahaya ini, silahkan (berwudhu setiap batal)” [Umdatul Ahkam]. Yang dimaksud memperlama, menurut salah satu pendapat ulama adalah berwudhu setiap batal. Jika dia shalat sunnah dua rakaat setelah berwudhu, maka pahalanya jauh lebih besar lagi, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits, Rasulullah berkata kepada Bilal,  “Aku mendengar bunyi sandalmu di surga.” Kata Bilal, “Tidaklah aku berwudhu, kecuali aku shalat dua rakaat setelahnya (shalat syukrul wudhu).” Dan sangat dianjurkan untuk berwudhu sebelum tidur, seandainya dia meninggal ketika tidur, maka dia meninggal dalam keadaan suci.

 

~Pilih-Pilih Ibadah..?~

Mungkin sekarang muncul di benak kita, bagaimana hukumnya memilih-milih ibadah sunnah yang ringan dan meninggalkan yang susah? Jawabannya sebagaimana  tercantum dalam prolog tadi dan ditambah dengan sedikit rincian. Apabila kita melakukannya karena kesibukan, maka tidak mengapa, karena namanya amalan sunnah, tetaplah sunnah. Akan tetapi, jika memilihnya karena tidak suka dengan suatu ibadah tertentu, maka ini perbuatan tercela, bahkan bisa mengantarkan kepada kekafiran, karena mengingkari/membenci sebagian syariat. Wallahu a’lam

Maraji’:

1.Riyadhush Shalihin, Imam an Nawawi

2.Taudhihul Ahkam, Syarh Bulughul Maram, Syaikh al-Bassam

3.Minhajul Muslim, Syaikh Abu Bakr al-Jazairi

4.Taisirul ‘Alam syarh Umdarul   Ahkam, Syaikh al-Bassam

5.al Qur’an al Karim dan terjemahannya

source: Majalah Sakinah

« Older entries